Sebenarnya sudah akhir tahun 2023, saya mengalami masalah gigi berlubang. Yap, semenjak hamil dan menyusui ada saja masalah gigi yang dialami. Kalau dihitung saya sudah memiliki 4 graham yang di tambal. Cukup banyak ya, apalagi setiap gigi punya drama sendiri.
Sebelum saya hamil, sudah sering mengalami sakit gigi yang cukup parah. Posisinya geraham kiri bagian atas. Kemungkinan satu bulan sekali ada saat dimana sakit gigi cukup parah sehingga mengganggu aktivitas.
Jadi ingat ada pernyataan "lebih baik sakit hati dari pada sakit gigi". Memang kenyataanya sakit gigi itu bisa mengganggu aktivitas penderitanya.
Mencari Akar Permasalahan Sakit Gigi dan Berujung Memiliki Masalah Baru
Saya pun berkonsultasi ke dokter gigi di faskes menggunakan bpjs. Pada gigi geraham kiri sebelah bagian atas, saya memiliki 2 tambalan gigi. Saat itu, saya cukup kesulitan menunjukan sakitnya pada bagian mana. Karena saya merasakan sakit yang sampai di tusuk-tusuk semua gigi bagian atas.
Selama ini yang dibongkar pasang tambalannya itu gigi geraham belakang. Kenyataanya gigi yang bermasalah adalah gigi geraham atas bagian depan. Kebayang dong, sudah berkali-kali ke dokter gigi tapi saya tetap merasakan sakit saat malam hari. Rasa sakit itu hilang sementara aja, saat mendapatkan obat.
Setelah sekian kali bolak balik ke dokter gigi, akhirnya menemukan akar permasalahn selama ini membuat saya sakit gigi. Terdapat gusi yang bengkak atau abses hingga sudah mengeras. Hal itu juga tidak terlalu saya sadari.
Saya mendapatkan tindakan untuk bongkar tambalan dan dibersihkan. Benar saja, saat tindakan itu rasanya sakit sekali giginya. Saat terkena alat bor dokter gigi, sungguh tidak tertahankan. Ingin berteriak tapi tidak bisa. Kemudian, saya diberikan obat anti nyeri dan antibiotik.
Saat kontrol berikutnya, saya tetap mengalami keluhan dan gusi masih bengkak yang tidak kunjung reda. Dokter gigi di faskes 1 pun memutuskan untuk merujuk ke rumah sakit untuk perawatan lanjutan. Perawatan yang harus dilakukan adalah perawatan saluran akar gigi. Saat itu, gigi yang sakit dibiarkan terbuka saja. Dokter giginya pun mengingatkan apabila ada sisa makanan yang masuk, segera dibersihkan agar tidak mengalami bengkak lebih parah.
Selanjutnya, saya menuju rumah sakit yang di berikan untuk perawatan gigi lanjutannya. Namun, betapa kagetnya saya harus menunggu antrian untuk dapat perawatan dengan dokter gigi di rumah sakit. Emang sebelumnya, petugas di faskes 1 menyatakan bahwa untuk ke dokter gigi di rumah sakit membutuhkan antrian panjang. Saya berpikir, antrian yang di maksud menunggu bisa seharian untuk dapat giliran. Ternyata salah, bpjs memberikan kuota terbatas setiap harinya yang bisa ditangani oleh dokter di rumah sakit.
Saya mendapatkan jadwal antrian konsultasi di tanggal 12 juni 2024. Saat itu, saya minta rujukan dari november 2023. Sungguh kaget banget, demi mendapatkan tindakan lanjut untuk perawatan gigi menunggu sampa lebihi setengah tahun.
Biaya ke dokter gigi untuk perawatan saluran akar gigi tidaklah murah. Saya sudah sempat mencari klinik-klinik dokter gigi mandiri, biaya yang dibutuhkan lumayan mahal. Selain itu, untuk perawatan saluran akar tidak bisa satu kali kunjungan, tergantung tingkat kesulitannya. Saya diberikan perkiraan minimal 3 sampai 5 kali kunjungan hingga selesai. Untuk satu kali konsultasi dan tidakan perawatan pun bervariasi, tergantung dengan obat dan tindakan apa saja yang dilakukan. Biaya perawatan dari harga termurah sekali kunjungan minimal Rp 350,000 hingga Rp 600,000 sekali kunjungan.
Saya mencoba bertahan hingga menunggu jadwal antrian di rumah sakit. Namun, masalah baru pun muncul. Saya terus mengalami sakit gigi secara berkala setiap bulan. Solusi yang bisa dilakukan hanyalah minum obat anti nyeri.
Bulan Maret 2024, saya hamil. Permasalahan sakit gigi ini terus berlanjut. Bahkan sakit gigi semakin lebih sering.
Dampak Kehamilan Pada Kesehatan Gigi
Saya menyadari, karena kehamilan anak ke-3 memiliki dampak pada kesehatan gigi. Apalagi permasalahan gigi berlubang belum terselesaikan. Saya tidak ingin terus mengandalkan obat anti nyeri. Saya khawatir akan berdampak buruk apabila minum secara terus-menerus.
Apalagi obat anti nyeri yang biasa dikonsumsi tidak berdampak baik. Kenyataannya sakit gigi terus terasa hingga tidak bisa tidur.
Kehamilan menjadi gejolaknya hormon dalam tubuh wanita. Saat hamil, banyak perubahan jumlah hormon pada tubuh karena terdapat janin di dalam tubuh. Salah satunya, meningkatnya hormon esterogen dan progesteron bisa menyebabkan aliran darah meningkat pada gusi.
Tahukah, sebagian wanita hamil mengalami gusi berdarah secara tiba-tiba ataupun sedang sikat gigi. Karena gusi menjadi lebih sensitif dan aliran darah pada gusi lebih banyak.
Bahaya Gigi Berlubang Pada Ibu Hamil
Lalu, bagaimana dengan kondisi saya yang sedang mengalami bengkak atau abses apakah bisa membahayakan janin?
Jawabanya, bisa membahayakan pertumbuhan dan perkembangan janin apabila gigi berlubang yang sakit dibiarkan terus menerus. Karena sudah mengetahui kondisi sedang hamil, saya memutuskan mencari rumah sakit lain dan untuk pengobatan gigi berlubang ini hingga selesai.
Dikutip dari website kumparan.com, kesehatan gigi dan mulut bagian hal penting yang perlu diperhatikan pada ibu hamil. Gigi berlubang yang tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah pada kehamilan dan mempengaruhi kondisi kesehatan bayi di dalam rahim. Apabila mengalami infeksi yang parah, beresiko melahirkan bayi dengan prematur dan berat badan lahir rendah.
Setelah mengetahui hal tersebut, saya paham betapa pentingnya kesehatan gigi. Sebaiknya tidak menunda untuk melakukan perawatan gigi berlubang. Karena cukup membahayakan pada kesehatan ibu dan bayi dalam janin.
Oleh karena itu, apabila mengalami sakit gigi harus segera mendapatkan perawatan terbaik, terutama untuk para ibu hamil. Selama proses kehamilan, kesehatan gigi dan mulut sangat perlu dijaga dengan baik. Lebih baik, sebelum melakukan program hamil perlu memeriksakan kesehatan gigi pada fasilitas kesehatan.