Sumber : pinterest |
Semasa masih sekolah salah satu film kartun yang sering ditonton adalah chibi maruko chan. Karakter seorang anak kecil yang memiliki sikap polos dan menggemaskan ini menjadi favorit para penontonnya. Tapi tidak disangka dari film kartun pendek ini banyak nilai pelajaran hidup yang bisa dipelajari.
Chibi Maruko Chan pernah ditayangkan setiap hari minggu di Tv. Menjadi film yang ditunggu saat libur sekolah. Rasanya tidak mau ketinggalan sama seri film ini.
Sekarang, walaupun sudah menjadi seorang istri dan ibu dua orang anak. Saya masih senang menonton film series Chibi Maruko Chan melalui channel youtube. Waktu ini menjadi waktu me time yang selalu saya manfaatkan. Untuk melepas penat dan lelah dari aktivitas yang telah dilakukan selama satu hari.
Walaupun terkesan film sederhana dan sepele tetapi kalau kita pahami dan mengambil hikmahnya. Kita baru menyadari bahwa bisa banyak belajar dari jalan cerita maruko chan. Mau tahu salah satu kisah dari film Chibi Maruko chan?
Saya akan mencoba berkisah tentang perjanjian yang dilakukan maruko dengan temannya tamae.
Jadi begini ceritanya,
Saat itu maruko bersama kakaknya berangkat sekolah dengan cuaca dingin dan berangin. Sang berjalan lebih cepat karena udara yang sangat dingin. Maruko pun terburu-buru mengejar sang kakak.
"Tunggu kakak" teriak maruko
"Udaranya dingin jalan lebih cepat" jawab sang kakak
Maruko pun memberitahu agar tetap terasa hangat coba untuk mengepalkan dalam sarung tangan. Akan terasa lebih hangat jika dicoba. Namun, sang kakak tidak memperdulikan perkataan maruko. Karena ingin bergegas berangkat ke sekolah.
Dalam perjalanan ke sekolah, maruko bertemu dengan tamae. Mereka pun saling menyapa.
Kemudian, maruko memberitahu tamae agar tetap terasa hangat untuk mengepalkan tangan. Tamae pun segera mencobanya.
"Ah, ternyata benar rasanya sangat hangat" kagum tamae
Maruko pun tertawa merasa senang. Merasa tamae selalu bisa mengerti tentang dirinya.
Maruko dan tamae pun melanjutkan perjalanan berangkat ke sekolah. Maruko sangat merasa senang bisa berangkat sekolah bersama tamae dan sambil mengobrol sepanjang perjalanan.
Akhirnya mereka membuat janji akan selalu bertemu di persimpangan jalan setiap pagi. Agar bisa berangkat sekolah dan mengobrol sebentar sepanjang jalan.
Betapa menjadi hal yang manis, persahabatan seorang anak sekolah. Bisa selalu bersama dalam kebaikan. Mereka menjadi semangat untuk selalu berangkat ke sekolah. Karena memiliki teman baik di sekolah.
Tapi, bukan hanya anak kecil saja yang bisa memiliki hubungan persahabat. Sampai dewasa pun sebaiknya bisa menjalankan hubungan persahabatan bersama teman. Dengan begitu tidak merasa sendirian, bisa saling mendukung dalam kebaikan.
Nah, kelanjutan dari cerita perjanjian antara maruko dan tamae pun berlanjut. Keesokan harinya, Maruko terlambat bangun pagi. Dia pun terburu-buru berangkat sekolah, hingga makan sarapan dengan sangat buru-buru. Maruko segera berlari berangkat sekolah. Sampai di persimpangan jalan tempat janjian maruko, sudah terlihat tamae yang sedang gelisah menunggu maruko.
Mereka berlari secepat mungkin agar tidak terlambat. Tepat saat tiba di sekolah, bel masuk sekolah pun berbunyi.
"Maaf tamae, aku hampir membuatmu terlambat masuk sekolah" Maruko pun meminta maaf pada tamae, karena sudah membuat tamae menunggu lama dan gelisah.
Karena kebaikan hati tamae, dia tidak merasa masalah. Tamae merasa kasihan pada maruko jika berangkat terlebih dahulu tanpa memberitahu maruko. Mereka pun membuat kesepakatan baru, menaruh selembar daun di tempat perjanjian ketemu. Sebagai tanda jika ingin berangkat terlebih dahulu.
Besok harinya, maruko dapat bangun lebih awal. Tapi ditengah perjalanan ada seorang nenek yang menanyakan jalan. Maruko tidak tega membiarkan nenek itu mencari alamat rumah yang ditujunya, karena nenek terlihat kebingungan. Ia pun mengantarkan terlebih dahulu.
Dan maruko tidak sempat berangkat bersama tamae. Karena ada tanda daun memberitahu tamae berangkat lebih dulu.
Hari berikutnya terus terjadi, maruko kembali tidak menepati janjinya kepada tamae. Di suatu kesempatan, maruko sudah berangkat lebih dulu ke sekolah. Tapi saat di sekolah tamae belum tiba di sekolah juga. Maruko khawatir kepada tamae, apakah tidak masuk sekolah atau sedang menunggunya di persimpangan jalan. Maruko segera kembali menyusul tamae. Benar saja, tamae sedang menunggu kehadiran maruko.
"Tamae, maafkan aku tamae" teriak maruko
" ada apa maruko" terlihat wajah tamae kebingungan
"Tadi aku ingin memberikan tanda bahwa aku berangkat duluan, namun karena hujan aku tidak bisa melakukannya. Tamae kau tidak marah padaku? Di hari hujan seperti ini, kau selalu menungguku. Tapi aku tetap berangkat lebih dulu, tanpa memikirkan dirimu. Aku mengingkari janji berkali-kali" ucap maruko pada tamae dengan wajah sedih
Hati tamae yang baik hati dan menganggap maruko sebagai teman terbaiknya. Dia tidak marah sedikitpun pada maruko. "Maruko, walaupun begitu kamu mengkhawatirkan aku, kamu kembali untuk menemuiku kan?"
Sungguh kebaikan yang tulus dari tamae, dia memaafkan kesalahan maruko.
Pelajaran yang didapat dari kisah ini, mengajarkan arti persahabatan yang tulus diantara anak kecil. Kita sebagai orang dewasa juga perlu belajar, dalam menjalani hubungan persahabat walaupun pernah melakukan kesalahan. Tidak ada salahnya, jika sudah meminta maaf kita bisa memaafkan secara tulus.
Pada dasarnya, melakukan kebaikan antara sesama perlu dilakukan.